Selasa, 27 September 2016

Menyimak Materi

Masih tentang BOS...ohhhh BOS...

Pagi, Yasmin...!

Assalamualaikum...
Selamat pagi, Yasmin...
Alhamdulillah, tidurnya berkualitas, didukung fasilitas yang memanjakan. Mulai dari tempat tidur, kamar mandi dan tempat belajarnya.
Bersyukur bisa menikmati semuanya sehingga bisa terbangun dengan senyum dan penuh semangat. Selepas terbangun, shalat Subuh, mandi, bersiap-siap, lantas sebelum keluar kamar kami seisi kamar yang terdiri dari tiga orang melakukan ritual kekinian...ehm, bisa ditebak, apalagi kalau bukan cekrek-cekrek selfie. Halah. *mohon jangan protes plisss...! ini tuntutan kekinian...wkwkwk :p *
Ini Yasmin, setiap sisi dan sudutnya sangat menarik untuk mengambil gambar. Hehe...dan kami cuma tinggal disini 3 hari, jadi semua tidak boleh ada yang terlewatkan rasanya.

Hari ke-2
Selasa, 27 September 2016
Yasmin Resort and Convention Centre
2204 Room

Sabtu, 24 September 2016

Terima Kasih

Pada mereka yang luar biasa, mengirimkan sepiring nasi liwet saat lapar melanda...saya sampaikan ucapan...terima kasih sekali.
Semoga ALLAH membalas dengan banyak kebaikan dan kehebatan.

Selingan diantara Rintik Hujan

Menu sore ini, secangkir kopi, rintik hujan dan masih terjebak di tempat kerja.
Ada beberapa alasan yang cukup bikin saya mager (baca: males gerak), jas hujan yang ketinggalan, motor yang baru disteam dan bahan untuk bimtek yang belum selesai.

Huaaahmmm...saya lupa bilang, sebelum menghabiskan kopi, ada ngantuk yang tak bisa dihindari pula.
Ini serius saya tidak bisa pulang?
Alamak...

Mengisi Penantian

Beuh...denger judulnya berkesan sangat dalam. Padahal inspirasinya sederhana, menunggu.
Kata lain menunggu adalah menanti, menunggu sesuatu berarti juga sebuah penantian. Apapun itu, kebanyakan dari kita berpandangan menunggu itu tidak menyenangkan.
Mengisi waktu saat menunggu atau mengisi penantian, sebutlah begitu, boleh dengan berbagai cara. Bukan sekedar dengan cemberut, kesal, marah-marah, mengerutkan kening, lempar-lemparin barang yang ada, bersungut-sungut atau apapun yang sama sekali tidak efektif, malah menguras energi sih iya.
Lantas mengisi penantian seperti apa yang bisa jadi berguna dan termasuk efektif. Menurut saya adalah sebagai berikut:
1. Berdzikir
Meski sedianya kita sudah merencanakan matang, menyusun jadwal dengan rapi, kemudian disiplin menepati semuanya. Akan ada saatnya harus menunggu. Tidak masalah, hadapi saja dengan tenang, basahi lidah dengan dzikir dan berusaha tetap berpikir jernih. Biar dari penantian yang sebagian orang menganggap sia-sia, semoga tercatat sebagai nilai ibadah.
2. Membaca
Zaman sekarang, era kekinian, gadget kebanyakan sudah android, internet sudah bisa diakses dimana-mana. Nah, masalah mengisi penantian akan menjadi lebih sederhana kala kita masih bisa memegang gadget. Karena dengan canggihnya teknologi, kita bisa memanfaatkannya untuk membaca. Aneka bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan tersaji di sana. Entah mau googling tentang sesuatu hal yang belum pernah kita tahu, bacaan keilmuan, tentang pendidikan, atau berita terkini yang sedang banyak dibicarakan. Semua bisa menjadi alternatif mengisi penantian lebih efektif. Apalagi, kalau untuk yang gemar membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an, itu luar biasa, penantian bisa menambah amalan ibadah pula.
3. Menulis
Alternatif ketiga untuk mengisi penantian yang lebih efektif setelah berdzikir dan membaca adalah menulis.
Misal saja, berdzikir sudah dilakukan, membaca sudah pula sampai kadang mata lelah. Apa masih juga kita harus melewatkan penantian dengan bengong tak berarti? Oh no...! Our life is very worthly, so tuangkan apa yang saat itu ada dalam pikiran kita dalam bentuk kata-kata tertulis. Sederhananya setiap kita kan sering berlatih menulis, entah sekedar status atau surat pendek/memo dan yang lainnya. Maka kembangkan itu dan semangati diri untuk menulis lebih banyak sebagai kenang-kenangan dalam satu moment penantian.
Semoga berguna sahabat, berbagi itu indah, apalagi ilmu...kritiknya dinanti silakan :-).